Jumat, 06 April 2012

Kejar Pelaku Pelemparan Cairan Kimia, Polda Metro Olah TKP

Kejar Pelaku Pelemparan Cairan Kimia, Polda Metro Olah TKP

Andri Haryanto - detikNews
Rabu, 04/04/2012 16:51 WIB
Jakarta Polda Metro Jaya akan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk memastikan arah lemparan cairan kimia dalam bentuk asam kuat yang melukai polisi dan wartawan saat demo menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) Jumat (30/3) lalu. Pada olah TKP itu, dapat diketahui pelaku pelempar cairan tersebut.

"Polda Metro juga olah TKP untuk penuntasan kasus tersebut, sehingga diharapkan nantinya secepatnya bisa mencari siapa pelaku pelemparan," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Saud Usman Nasution, di Kejagung, Jl Sultan Hasanuddin, Jakarta Selatan, Rabu (4/4/2012).

Tim laboratorium forensik (labfor) Mabes Polri sendiri masih melakukan penyelidikan untuk memastikan kepastian zat kimia apa yang berakibat luka kepada sejumlah wartawan dan 4 anggota Polri.

"Diharapkan tidak berapa lama bisa kita ungkapkan," ujar Saud.

Saud berharap para korban memberikan keterangan jelas untuk mengetahui posisi para korban saat terkena cairan tersebut. "Sehingga kita mencari darimana arahnya," kata Saud.

Selain itu Polri juga masih mencari kemasan yang digunakan pelaku untuk membawa zat kimia.

"Diharapkan di TKP bisa ditemukan. Kita akan cari benda-benda yang diperkirakan kemasan tersebut. Diharapkan bisa mempercepat mencari pelakunya," ucap Saud.

Saud juga meminta para pimpinan kelompok untuk betul-betul memeriksa anggotanya masing-masing bila ditengarai ada oknum dari kelompok yang membawa barang-barang membahayakan.

"Di undang-undang jelas disebutkan setiap penyampaian aspirasi dilarang membawa benda yang membahayakan keselamatan umum," terang mantan Kadensus 88 ini.

Komentar saya (pembaca)     :
Demonstrasi dapat diartikan sebagai unjuk rasa dalam mengutarakan pendapat. Hal tersebut lumrah karena setiap manusia mempunyai hak-nya masing-masing dalam berpendapat.
Adanya opnum yang tidak bertanggungjawab disini telah merugikan banyak pihak terutama polisi dan para wartawan yang tak bersalah pun ikut terjun menjadi korban dari para opnum tersebut.
Unjuk rasa seharusnya tidak dilakukan secara anarkis. Seharusnya para demonstran merangkul para polisi, dan wartawan untuk turut serta mendukung aspirasi mereka dalam berdemo. Polisi dan wartawan-pun sebenarnya kena imbas dari kenaikan BBM tersebut. Mereka juga tidak senang dengan adanya kenaikan BBM yang berdampak dengan kenaikan bahan pokok lainnya. Mereka juga mempunyai keluarga yang harus dihidupi. Sama seperti yang lain.
Apabila dalam unjuk rasa tidak didasari dengan tindakan anarkis, selain tidak ada jatuhnya korban. Masyarakat luas juga menjadi lebih simpatik dan mendukung penuh adanya demonstrasi. Yang kita lihat saat ini, banyak masyarakat yang takut keluar rumah, meninggalkan aktifitasnya karena tidak ingin terkena imbas dari sikap anarkis para opnum.
Semoga para pemerintah bisa lebih baik dalam mengurus Negara ini dan tidak melupakan tujuannya yang telah diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 yakni: memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar