KARAKTER KONSUMEN INDONESIA
DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
Konsumen
Indonesia ternyata mempunyai beberapa ciri khas dan karakter unik yang perlu
dicermati dibandingkan dengan konsumen negara di Asia lainnya atau Amerika dan
Eropa. Karakter ini perlu dipelajari untuk menyusun strategi pemasaran yang
jitu agar mampu mendongkrak penjualan. Dengan mengerti perilaku konsumen adalah
bagian strategi pemasaran yang efektif. Chairman Frontier Consulting Group
Handi Irawan mengelompokkan karakter konsumen Indonesia menjadi 10 jenis.
Pertama Konsumen
Indonesia mempunyai memori jangka pendek. Sebagian besar konsumen ingin
memperoleh hasil atau keuntungan yang singkat dari hasil pembelian produk atau
jasa. Tengok saja, mana yang lebih banyak pasarnya antara produk penambah
tenaga dan produk vitamin untuk kesehatan. Bandingkan juga antara kredit sepeda
motor dan tabungan pendidikan. Jelas, produk suplemen penambah tenaga lebih
menguasai pasar, begitu juga kredit sepeda motor yang lebih mendominasi.
Kedua
konsumen Indonesia tidak memiliki perencanaan. Karakter ini berhubungan dengan
karakter pertama. Konsumen juga kurang menghargai waktu dan memiliki gaya hidup
santai. Akibatnya, proses pembelian kurang efisien. Namun, hal ini bisa
dimanfaatkan dengan menerapkan strategi produk atau layanan yang mempunyai
fleksibilitas tinggi. Artinya, produk itu bisa digunakan dalam berbagai situasi
multifungsi. Agar cepat tertuju kepada konsumen, gunakan display mencolok.
Ketiga Konsumen
Indonesia suka berkumpul, baik dengan kolega, relasi kerja, dengan keluarga,
maupun dengan teman satu komunitas. Karakter ini merupakan bagian dari budaya
bangsa Indonesia sejak lama sehingga akan bertahan hingga beberapa puluh tahun
ke depan. Dalam kondisi ini, biasanya teman dan kolega bisa memengaruhi
konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. Cara yang efektif, tingkatkan
komunikasi terhadap kelompok atau grup tempat konsumen berkumpul. Bentuklah
opini yang dapat memengaruhi kelompok itu.
Keempat Gagap
teknologi alias gaptek. Konsumen Indonesia lebih doyan menggunakan teknologi
yang sederhana dan tidak rumit. Contohnya, perkembangan teknologi informasi
dunia mendorong munculnya telepon seluler dengan beragam fasilitas mulai dari
GPRS, 3G hingga teleconference. Namun apa yang terjadi? Masyarakat Indonesia
tetap menggandrungi telepon dan pesan singkat (SMS) sebagai cara komunikasi
efektif. Pasar yang menggunakan teknologi simpel lebih gemuk dibandingkan
dengan pasar yang selalu mengadopsi teknologi tinggi. Cara pemasarannya,
buatlah teknologi untuk tujuan fun atau hiburan, serta teknologi yang mudah
digunakan dan aman. Dalam kondisi ini, menjadi pengikut kesuksesan produk lain
bisa jadi pertimbangan dalam menyusun strategi.
Kelima
Konsumen Indonesia lebih mengutamakan konteks, bukan konten. Konsumen Indonesia
bukan masyarakat yang menyukai informasi bersifat analisis data atau
perdebatan, melainkan hiburan. Tengok saja acara talk show atau perdebatan
konflik politik dibandingkan dengan talk show bertema hiburan seperti Empat
Mata-nya Tukul. Peringkat yang paling tinggi tentu acara yang kedua. Masyarakat
tidak mau menggunakan banyak otak saat menonton atau baca koran. Masyarakat
masih menjadikan televisi sebagai media hiburan, dan bukan informasi. Jadi,
strategi pemasaran untuk konsumen ini adalah, membuat produk dengan kemasan dan
desain yang menarik atau display yang mencolok, berikan pesan-pesan yang
langsung dipahami konsumen.
Keenam
Fanatik terhadap produk buatan luar negeri. Rasa nasionalisme bangsa Indonesia
relatif lebih rendah dibandingkan dengan bangsa Korsel atau Jerman yang
menghargai produk sendiri. Masyarakat kurang menghargai produk asli buatan
lokal karena kualitasnya sulit bersaing dengan produk asing. Ada beberapa cara
untuk mengakali konsumen dengan karakter seperti ini. Pertama, buat produk
dengan simbol-simbol asing seperti membubuhkan tulisan made in dalam label
produk.
Ketujuh Konsumen
religius dan suka supranatural. Pasar bank syariah di Indonesia dalam tiga
tahun terakhir terus naik signifikan. Pada dasarnya bangsa Indonesia itu
manusia yang baik dan tidak suka mengolok-olok sehingga pasar ini tumbuh. Strategi
untuk konsumen ini adalah bisa bergabung dengan asosiasi keagamaan, atau
memberikan label religi seperti mendaftarkan kehalalan produk. Cara terakhir,
meluncurkan produk baru untuk segmen ini, karena potensi pasar religi ke
depannya akan terus berkembang.
Kedelapan
Pamer dan gengsi, ini berkaitan dengan karakter konsumen yang banyak menyukai
produk asing. Kondisi ini didorong oleh masih adanya budaya feodal dan
apresiasi berlebihan di tengah masyarakat. Strateginya adalah, ciptakan produk
dengan edisi terbatas, atau produk eksklusif. Bisa juga dengan memberikan
layanan personal secara khusus.
Kesembilan
Kekuatan subkultur atau budaya. Di beberapa daerah pengaruh budaya lokal masih
kuat. Cara pemasaran untuk konsumen seperti ini dengan memberikan sentuhan
kedaerahan, baik dalam promo produk maupun layanan. Untuk distribusi, bisa juga
menggandeng distributor lokal yang lebih memahami karakter daerah setempat.
Kesepuluh
Rendahnya kesadaran terhadap lingkungan. Strateginya, posisikan konsep ramah
lingkungan hanya pada level perusahaan bukan lebel produk di tingkat konsumen.
Terapkan produk ramah lingkungan untuk keperluan ekspor dan pasar luar negeri
saja.
Menurut Kolter, Philip, Keller,
Kevin Lane faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen sebagai berikut :
Faktor budaya
Budaya,
sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya
merupakan penentu keinginan dan perilaku pembentuk paling dasar. Anak-anak yang
sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku
dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya. Masing-masing budaya terdiri
dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi
khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan, suku, agama, ras,
kelompok bagi para anggotanya. Ketika sub-budaya menjadi besar dan cukup
makmur, perusahaan akan sering merancang program pemasaran yang cermat disana.
Faktor social
Selain
faktor budaya, perilaku konsumen di pengaruhi oleh faktor-faktor sosial,
seperti kelompok acuan, keluarga, peran, dan status sosial. Kelompok acuan
terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung
terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Keluarga merupakan organisasi
pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota
keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Peran dan
status sosial seseorang menunjukkan kedudukan orang itu setiap kelompok sosial
yang ia tempati. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh
seseorang. Masing - masing peran menghasilkan status.
Contoh,
seorang yang memiliki peran sebagai manajer dan status yang lebih tinggi dari
pegawai kantor, dimana ia juga memiliki banyak keluarga dan anak, tentu ia akan
tertarik dengan produk mobil dari Toyota, karena ada kesesuaian antara
kebutuhan dan keunggulan Toyota sebagai mobil keluarga ideal terbaik Indonesia,
ia bahkan juga bisa membeli pakaian mahal dan juga keluarganya, membeli rumah
besar untuk keluarganya dan lain-lain.
Faktor pribadi
Keputusan
membeli juga di pengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut
meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi,
kepribadian dan konsep diri, juga nilai dan gaya hidup pembeli.
Faktor Psikologi
Titik
awal untuk memahami perilaku konsumen adalah adanya rangsangan pemasaran luar
seperti ekonomi, teknologi, politik, budaya. Satu perangkat psikologi
berkombinasi dengan karakteristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses
keputusan dan keputusan pembelian. Tugas pemasar adalah memahami apa yang
terjadi dalam kesadaran konsumen antara datangnya rangsangan pemasaran luar
dengan keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis (motivasi, persepsi,
ingatan dan pembelajaran) secara fundamental, mempengaruhi tanggapan konsumen
terhadap rangsangan pemasaran.
Sedangkan menurut James F. Engel –
Roger D Blackwell-Paul W. Miniart dalam saladin terdapat tiga faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen yaitu :
1.
Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi.
Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang
membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi
mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku
keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
2.
Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan,
pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu
merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku.
Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses
keputusannya.
3.
Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan
sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian
konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam
penambilan keputusan pembelian.
Referensi
:
http://sutrisno2629.multiply.com/journal/item/4956?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
http://ratni_itp.staff.ipb.ac.id/2012/06/07/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-perilaku-konsumen/
Tidak ada komentar :
Posting Komentar